Penghujung 2022

 Aku menyebut tahun ini 2020 versi beta. 

Karena menurutku, tahun ini masih dalam masa percobaan yang sama seperti tahun 2020. Bahkan, 2021 kurasa masih jauh lebih baik daripada tahun ini. 

Aku pernah berpikir bahwa tahun 2021 hanya berlangsung pada bulan Desember, sehingga apapun yang terjadi di tahun tersebut tak ada satupun yang kuingat, tapi aku salah. Ternyata yang banyak kulupakan adalah bulan-bulan di tahun 2022 ini. 

Sudah tak terhitung seberapa malam kulewatkan dengan tangis karena aku kehilangan harapan. Sudah tak terhitung lagi aku menyerah pada semesta dan hanya menunggu waktuku untuk kembali. Tak terhitung. Sungguh, ini bukan tahunku. Tahun ini berlangsung dengan sangat buruk. Mungkin kau belum pernah merasakan ini, tapi setiap harinya aku berharap aku bisa melewati hari dengan tidur karena hanya di dalam tidurlah aku dapat merasakan kebahagiaan dan bagaimana harapan dan khayalanku dapat menjadi nyata. Hal terparah dari tahun ini, aku bahkan sadar ketika aku sedang bermimpi. Bukankah orang tidak pernah menyadari bahwa mereka sedang bermimpi ketika mereka tidur? Aku sadar. Sebegitu parahnya tahun ini menghancurkan hidupku. 

Kehilangan, melepaskan, tak lagi bergantung pada apapun, semua kulakukan sendiri. Bahkan, aku memutuskan menyerah pada pertemanan. Aku bisa berteman dengan siapa saja tanpa harus ada sebuah attachment, dan mungkin itu yang terbaik. Aku tidak lagi ingin mempunyai attachment dengan apapun. Aku tidak mau lagi merasakan kehilangan apabila dari awal aku tidak pernah memiliki. 2022 mengajarkanku hal-hal itu, bahwa memiliki sesuatu itu bukan bagian dari hidupku. Bagianku hanyalah menjadi shelter sementara sebelum semua yang kugenggam hilang dari genggamanku. Tuhan memang sangat menyayangiku sehingga Dia merenggut siapapun yang kugenggam terlalu erat. Mungkin Dia tidak mau aku terluka lebih dalam makanya Dia selalu memiliki cara untuk mencabut perasaan-perasaan memiliki itu dariku, atau dari oranglain kepadaku. Padahal, jika Tuhan terlalu menyayangiku, mengapa tidak Dia bawa aku saja ke sisi-Nya ya? Misi apa yang Tuhan ingin aku bawa? Tahun 2022 meyakinku bahwa dari awal keberadaanku memang tidak pernah diinginkan siapapun di dunia ini. 

Orangtua? Tidak, mereka bukan milikku. Sedari awal, mereka tidak pernah menginginkan keberadaanku. Tidak pernah. Bahkan, bangga memiliki akupun sepertinya tidak pernah terlintas dipikiran mereka. Aku lelah berjuang untuk mereka. Sama halnya seperti mereka yang sudah menyerah tentang aku sedari aku kecil. Mengapa aku berjuang sekeras ini untuk membuat hidup mereka lebih nyaman padahal mereka tidak pernah memberikan kenyamanan untukku? Entahlah... 

Rumah yang sekarang kutinggali dariawal memang bukan rumahku. Aku melihat dengan sangat jelas bagaimana orangtuaku memperjuangkan adikku dengan sekuat tenaga, jika semua hal itu terjadi padaku, sepertinya mereka tidak akan berjuang sekeras itu. Paling mereka akan bilang, "kamu punya uang sendiri, kamu kuat, kamu tidak perlu kami." seperti biasanya. Ya memang, aku kuat, aku bisa sendiri, aku bisa melakukan semuanya sendiri. Tapi aku masih tetap berjuang agar hidup kalian nyaman, sekali lagi mungkin kalian harus liat aku terkapar tak berdaya ya. 

Teman? Tidak, mereka bukan milikku. Sedari awal pertemananku semuanya bersyarat. kalau aku selalu bersedia ada untuk mereka walaupun aku sedang tidak ada dalam kapasitasnya untuk melakukannya, mereka baru ada untukku. Jika tidak? Dengan senang hati mereka akan membicarakan kejelekanku di belakangku. Padahal aku tidak melakukan itu tentang mereka karena aku percaya dari semua orang yang kukenal, merekalah yang tidak akan pernah menghianatiku. Tapi aku salah. Tentu, mereka bukan milikku. 

Di penghujung 2022 ini, aku sadar bahwa aku tidak mempunyai apa-apa. Sungguh tahun yang luar biasa. Semoga aku masih bisa bertahan hidup untuk menyaksikan apa yang 2023 akan lakukan padaku. 

Semangat ya Lha, walau kamu tidak punya apa-apa, kamu telah membuktikan bahwa kamu punya dirimu sendiri. The most powerful companion among them all. Percaya sama diri sendiri ya, sayangi diri sendiri. Kamu tidak punya siapapun lagi selain diri kamu sendiri. Baik-baik sama dia. 

Selamat menghadapi 2023. Semoga kamu bisa lebih kuat lagi. 

Popular Posts