Anomali

 Aku selalu merasa bahwa jatuh cinta adalah perasaan yang sangat sulit--apalagi di umurku yang sudah tidak muda lagi seperti ini. Jatuh cinta artinya akan ada hal-hal perintilan kecil yang harus mulai aku petakan dan pikirkan, bukan hanya sekedar deg-degan ataupun merasa gemetar dekat orang yang disukai. Entah, untuk bisa merasakan hal yang simpel itu, aku harus overthinking dulu seolah kegiatan itu terlarang untuk kurasakan. Jatuh cinta di umurku yang sekarang ini berarti memikirkan apakah perasaan ini akan kubawa serius sampai ke jenjang yang lebih serius atau cukup sampai dengan mengagumi saja. Jatuh cinta di umurku yang sekarang ini berarti memikirkan akankah orang yang kusuka ini akan cocok aku bawa ke jenjang yang lebih serius. Sejujurnya aku sudah tidak memiliki kapasitas untuk patah hati lagi. Aku tidak tahu bagaimana nasib hatiku jika lagi-lagi aku patah hati. Karena itu, aku sama sekali tidak mau mengakui bahwa aku jatuh cinta. Hal itu sudah terjadi ketika 4 tahun yang lalu, itu sudah tidak relate lagi dengan kehidupanku sekarang. 

Tapi, setelah sekian lama, aku mempunyai teman lawan jenis yang memperdulikanku dari hal yang paling sederhana, sesederhana lap pel dan vitamin C sampai dengan hal besar dan tidak terlihat seperti mood dan well-being. Aku tetap berada dalam kondisi waspada dan tidak membiarkan hatiku jatuh ke tangan yang salah lagi. Aku hanya memahami satu hal, aku hanya akan membiarkan semuanya mengalir secara alami. Perasaan yang nantinya mungkin akan tumbuh dengan baik ataupun hanya berhenti di sini, aku yakin Tuhan ikut andil dalam hal ini. Aku mungkin hanya tidak terbiasa dengan perhatian seorang lawan jenis padaku setelah sekian lama. 

Perasaan yang sudah dibawa pergi oleh seseorang yang pernah menempati ruang spesial di hatiku cukup membawaku pada trauma. Rasanya, aku tidak berani untuk kembali jatuh cinta. Tidak berani untuk sekedar berharap bahwa hal ini adalah hal yang alami akan aku rasakan sebagai manusia. Bagaimana tidak, aku pernah merasakan jatuh cinta yang terlalu dalam, bahkan sampai aku melupakan diriku sendiri dan orang sekitarku hanya demi orang itu untuk akhirnya aku merasakan jatuh sejatuh-jatuhnya dalam penyesalan. Perasaan yang bahkan sampai detik ini masih sering hilang timbul seenaknya walaupun aku sudah mencoba mencegahnya. Tiba-tiba saja datang orang yang tidak terduga, orang yang benar-benar baru, dan secara cepat mengambil alih perhatianku dari perasaan menyakitkan yang selama ini bersarang di sini. Aku masih tidak ingin percaya, bagaimanapun, frekuensi kebersamaan kami memang cukup banyak. Dari mulai bekerja di tempat yang sama dan tinggal di mess yang sama. Melakukan banyak aktivitas yang sama seperti makan malam, belanja harian, dan lain sebagainya. Semuanya terasa sangat natural, seolah aku sangat mengenalnya. 

Aku hanya merasa ini adalah sebuah anomali. Aku takut. Aku tidak berani untuk sekedar berpikir ini akan mendapatkan ujung yang bahagia. Aku biarkan saja lah. Jika memang nantinya perasaanku akan tumbuh dengan baik, aku akan menikmatinya. Pun jika nantinya perasaan ini berhenti di waktu yang sangat singkat, aku akan bersyukur bahwa aku pernah diberikan kesempatan untuk kembali merasakan perasaan ini. 

Aku yakin, Allah banyak mengambil andil dalam hal ini. Aku yakin bahwa hal ini terjadi karena kumpulan doa-doa yang aku pupuk selama ini. Sungguh, Allah selalu mencintai aku, hambanya yang selalu berbuat dosa. 

Walaupun aku hanya seorang anomali, aku berharap bahwa aku akan mendapatkan pasangan yang memahami seluruh kurangnya aku dan melengkapinya. Amiin. 

Popular Posts