Wish...
Happy New Year!
Sudah lewat dua bulan sih, haha. Tahun 2025 ini banyak sekali hal yang dipelajari dan coba dipahami, benar-benar dari segala hal. Yang paling signifikan adalah bagaimana aku memandang dunia ini sekarang ini. Aku tahu, 2024 bukanlah tahun yang baik untukku. Aku terkadang benci kalau harus memandang kembali masa yang sudah lewat, tapi 2024 seolah mengajarkanku lagi dari nol tentang arti sebuah relasi terutama dengan manusia. Jangankan itu, pandanganku tentang relasiku dengan Tuhan juga diuji dengan sangat keras di tahun itu. Aku mencoba mencerna itu semua di penghujung tahun 2024 dan semuanya bermuara pada satu hal: perbaiki relasimu dengan Tuhan, maka Tuhan akan memperbaiki relasimu dengan manusia.
Dari sekian banyak hal yang aku benci di dunia ini, ternyata aku paling benci diremehkan. Entah memang aku hanya seorang profesional overthinker, tapi ketika mimik wajah seorang berubah drastis ketika berbicara denganku baik dengan cara mereka berbicara maupun cara mereka memandangku, aku bisa menangkap sinyal-sinyal kurang baik dari cara mereka berkomunikasi. Aku bersyukur, di satu sisi aku mendapatkan pelajaran yang sangat berharga tentang arti dari menjadi baik. Di sisi lain, aku juga bersyukur bahwa Tuhan membantuku untuk menilai manusia jauh lebih baik lagi.
2025.
Tahun yang cukup aneh.
Memang aku banyak sekali mengubah sebuah kebiasaan dan cara berkomunikasi dengan beberapa orang. Tapi sampai sekarang aku masih ingin menanyakan itu pada diriku sendiri, ada apa dengan diriku? Mengapa aku begitu bersikeras untuk menghindar dari orang-orang yang berpotensi untuk menyakiti hatiku? Apakah selama ini memang mereka begitu padaku? Selagi aku selalu berpikir untuk tidak menyakiti orang lain baik dengan tutur kataku maupun dengan sikapku, mengapa orang bisa dengan berani menyakitiku ya? Apakah aku terlalu sensitif?
Aku gagal untuk pergi ke Jepang melalui beasiswa MEXT di awal tahun ini. Di satu sisi aku sedih sekali, banyak mimpi yang kandas dan harapan yang harus aku bangun ulang ketika melihat deretan nomor pendaftaranku tidak ada di pengumuman hasil lolos administrasi. Sebagian temanku memberi ucapan semangat dan coba lagi di tahun depan, atasanku dengan entengnya berkata,
"Aku harus ketawa atau sedih ya liat kamu? "
Apa yang harus ditertawakan dari kegagalan seseorang? Apa aku terlihat sangat arogan ketika aku berani mendaftarkan diriku ke Jepang? Apa memang aku tidak memiliki kemampuan yang sebagus itu sehingga beliau harus mentertawakan kegagalanku? Konyol memang. Aku baru melihat orang modelan seperti ini yang benar-benar tidak memiliki empati. Terima kasih taun 2025, kamu benar-benar banyak memperlihatkan padaku tabiat manusia dan manusia itu, atasanku itu, sungguh bukan manusia.
Aku berharap, setelah ini, aku tidak akan pernah menemukan manusia yang seperti dia lagi. Aku berharap apapun yang aku lakukan di kemudian hari, aku tidak akan pernah bersinggungan lagi dengan dia. Tidak ada salahnya jika aku membuang parasit dalam hidupku yang selalu menjadi penghambat untuk aku lebih maju.
Ya, aku akan resign dari pekerjaanku tahun ini. Ini adalah keputusan terbesarku. Aku tahu mungkin aku gegabah, tapi melalui doa-doa dan harapan yang aku panjatkan dalam sujud malamku, dan setiap aku selesai sembahyang, aku percaya Allah akan selalu mengabulkan doa-doa baik. Menghindar dan pergi dari orang-orang yang tidak pernah menghargai keberadaanku dan pergi mencari tempat yang lebih aman dan cocok bagiku adalah prioritasku di tahun ini. Aku ingin berhenti merasa khawatir dengan masa depanku. Ternyata, berada di tempat kerja yang mayoritasnya adalah orang-orang yang memiliki kepercayaan yang berbeda denganku bukanlah hal yang menyenangkan. Aku akan mengakhiri itu semua di tahun ini sama seperti aku mengakhiri hubunganku dengan beberapa orang yang mungkin nantinya tidak akan membawa hal yang baik untuk hidupku dan mungkin aku jg tidak akan membawa hal yang baik untuk mereka.
Aku berharap dapat melepaskan semuanya dengan baik dan hidup jauh lebih baik lagi setelah ini. Aku akan baik-baik saja. Aku akan menemukan tempatku di mana aku dihargai dan disayangi, dan yang pasti itu tidak di sini di mana orang-orang yang kutemui di sana adalah orang-orang munafik yang hanya baik padaku ketika mereka membutuhkanku dan membuangku serta membicarakanku di belakang saat aku tidak ada padahal aku tidak melakukan itu pada mereka. Allah melihat. Allah tau bagaimana hatiku saat ini.
Semoga semuanya akan indah pada waktunya.