aku mencoba berjalan ketepian.. Dimana harapan adalah sarana untuk menyampaikan semua gejolak perasaan tak menentu didalam hati, dimana hidup tak selamanya mirip dengan kisah fiksi dimana si jahat akan menderita di akhir dan si baik hidup bahagia selamanya.. Hidup tidak seperti itu.. Hidup adalah kemungkinan..

Dan kini, aku duduk terdiam melingkarkan kedua lenganku, dan memeluk erat tubuhku sendiri dalam hening malam, dan sang rembulan hanya menatapku dengan raut wajah kasihan.
Kau.. Yang membuat waktu terasa terhenti dan detakan masal jarum jam tak lagi terdengar.
Kau.. Yang hidup dalam penokohan cerita fiksi yang selamanya hanya bisa kubayangkan namun tak dapat kutatap.
Ku sampaikan kabar angin ini untukmu, yang kucintai dalam diam.
Pintu ini sudah terbuka, gunung es di hati ini sudah mencair, dan kucintaimu dalam diam.
Walau ku tahu, ada sosok peri mungil nan baik hati sedang menunggu dan memeluk tubuhnya sendiri untuk dapat akhirnya menggenggammu, tapi tetap kucintaimu dalam diam.
Salahkah aku?
Jika hanya padamu kulabuhkan hati ini untuk menjadi persinggahan terakhirku.
Berhak kah aku?
Jika disana, si peri mungil sedang menangis berharap, berharap kelak kau akan singgah kedalam pintu yg sudah ia buka dengan lebar-- hanya untukmu.

Tapi aku disini, bagaikan jam rusak yang menunggu kau berbalik arah. Aku terhenti, tapi terus mengarah padamu. Yang kucintai dalam diam.
Yah..
Dalam diam..

Bolehkah aku tetap seperti ini? Bagaikan patung yang menunggu seseorang untuk menghampirinya..
Bagai punguk merindukan rembulan..
Bolehkah aku tetap seperti ini? Mencintaimu.. Dalam diam...

Popular Posts