Mungkin hanya waktu...
Mungkin hanya waktu yang bisa menjawab..
Ketika aku mencoba memejamkan mata di malam hari, bayangan masa lalu itu datang menyerbu kembali, dan aku terus-menerus bertanya kapan bayangan itu bisa kabur dan menghilang?
Mungkin hanya waktu yang bisa menjawab,
aku hanya tau bahwa perasaan ini masih terus ada di sini. Aku ingin tahu apa dia baik-baik saja, aku ingin dia selalu baik-baik saja. Mungkin ada saat-saat di mana dia merasa sedih, ada juga saat-saat di mana dia merasa kosong, tetapi sudah bukan aku yang ada di sana untuk memenuhinya dan waktu sudah menjawab kalau posisi manusia itu akan selalu dapat digantikan dengan individu lain, sedekat apapun kamu dengan dia atau mereka. Mungkin dulu mendapat kabar darinya tentang apapun itu sungguh mudah, bahkan aku tidak harus meminta apa-apa, tidak harus bertanya. Tapi hari ini semua seolah tidak ada, aku hanya seorang stranger baginya.
Mungkin hanya waktu yang bisa menjawab,
kapan aku bisa baik-baik saja menghadapi hidupku hari ini dan ke depan. Rasanya masih sama, sesak, sakit. Entah kapan aku bisa menyembuhkan ini, bahkan perkataan orang-orang yang mencoba menenangkanku juga kadang masuk kadang tidak.
Apa jangan-jangan aku memang sedang sakit?
Aku ingin sekali merasa tenang, bahagia kembali, mempunyai harapan hidup. Aku ingin berkata pada seorang anak kecil di dalam diriku bahwa aku akan baik-baik saja. Tapi bagaimana bisa aku menenangkannya sedangkan sosok aku yang dewasa inipun tidak pernah merasakan bahagia.
Apa memang mungkin hanya waktu?
Terkadang sosokku yang lain berkata, ini bukan pertama kalinya aku patah dan ditinggalkan, seharusnya aku lebih siap dan lebih terbiasa dengan perasaan seperti ini. Tapi mengapa ini bersarang lama sekali?
entahlah...