February, 2022

 Bulan kedua di tahun 2022 sudah tiba. Yah, 8 hari yang lalu sih. Itu artinya lagi-lagi aku mungkin menyia-nyiakan waktuku untuk bersedih di awal tahun ini. Bulan ini seharusnya bulan yang dipenuhi dengan perasaan baik, karena sebagian besar orang yang memiliki orang yang mereka cintai akan dengan senang hati menikmati bulan ini. Bodoh, aku lagi-lagi bersedih oleh hal yang seharusnya tidak aku sedihkan. Tetapi, terkadang melihat oranglain membuat aku menghentikan langkahku dengan sejenak, menatap langkahku ke belakang dan apa saja yang sudah kulalui dalam hidup ini. Apa yang membuatku berbeda? Apa yang membuatku masih di sini? 

Tahun ini umurku sudah tidak lagi muda. Kepala tiga artinya aku sudah bukan lagi anak-anak atau remaja, aku sudah masuk ke dalam umur orang dewasa. Entah, tapi rasanya waktuku terhenti di umurku yang ke 28. Aku masih di sana, masih berdiri di sana menanti janji-janji yang orang di tahun itu katakan padaku. Aku masih belum bisa melupakan janji yang tidak tercapai itu, padahal seharusnya sudah kulupakan karena orang yang berjanjipun sudah lupa bahwa dia sudah menjanjikanku sesuatu. Aku ingin sekali bergerak maju, ingin melangkah lebih jauh lagi karena aku sudah menghabiskan waktuku dengan sia-sia. tapi lagi-lagi, aku berbuat hal yang bodoh. Perasaanku kembali mengalahkan logika. 

Menjadi 30 tahun, adalah hal yang seharusnya menjadi salah satu goalsku. Artinya, aku masih Tuhan ijinkan hidup di sini, untuk memperbaiki diri, untuk menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi agar ketika pulang nanti, aku bisa membawa sesuatu. Tuhan begitu menyayangiku, Dia terus memberikanku kesempatan untuk menjadi orang baik walau sering aku menyerah. Tuhan tahu aku lelah dengan hidupku, tapi Dia juga tidak berhenti berjuang agar aku nyaman hidup di dunia yang memberiku ujian terus menerus. Dia baik. Dia selalu baik. Terima kasih Tuhan, umur ini tidak lagi muda, tapi aku yakin ini bukan akhir dari segala pencapaian dan mimpiku yang belum bisa aku wujudkan. 

Terkadang, jika jiwa manusiaku sedang mendominasi, aku berkata pada semua orang bahwa aku tidak butuh orang lain. Kita mati sendiri, begitupun dengan hidup, menjalani hidup sendirian bukanlah masalah. Tapi kau tau? dibalik kalimat-kalimat itu, ternyata aku kesepian. Aku perlu dibutuhkan, aku rindu merasa berguna. Aku rindu disayangi. Diumurku yang sudah tidak muda lagi ini, aku mulai ingin sekali memiliki pasangan hidup, seseorang yang bisa kujadikan teman berbincang di malam hari ketika anxietyku kambuh. Seseorang yang akan berkata, "tidak apa-apa, semua perasaan negatifmu itu nyata kok, jangan ditepis ya.. Tapi kamu harus ingat, perasaan negatif itu ada bukan untuk membuatmu kalah dari kehidupan, tapi untuk memberimu sesuatu. Aku di sini... untuk kamu selalu." 

Apa mungkin keinginanku ini terlalu banyak ya? Sehingga untuk dapat mempunyai seseorang itu hal yang sangat mustahil untukku. Apa ini salahku juga sudah melepaskan seseorang yang memang berniat untuk menjadi orang itu? Orang yang bersedia menghapus segala anxietyku? Apa mungkin aku tidak menyayangi diriku sendiri lagi? Tuhan... apa keinginanku ini salah? Tidak ada manusia yang engkau ciptakan akan terlahir sendirian sampai mati kan? 

Tuhan...

aku benar-benar butuh pasangan hidup. 

Aku ingin berhenti memikirkan hal lain, mengharapkan orang lain yang seharusnya memang bukan untukku. Bantu aku melupakan perasaan untuk orang itu. Bantu aku untuk menghilangkan dia dari dalam otakku. Aku ingin dia pergi, Tuhan.... aku ingin dia hilang. 

Februari, 

Aku harap kesedihanku berakhir di bulanmu ya. Bulan Maret adalah bulanku, kumohon beri aku kebahagiaan di bulan kelahiranku. 

Popular Posts