Tentang Semesta

Aku ingat bagaimana aku pernah meminta semesta untuk menyimpan ceritaku. Sungguh, membacanya di sini membawaku kembali ke hari itu. Cerita tentang garis perpotongan yang memotong sumbu X ku kala itu. Aku pernah berharap bahwa aku akan terus menuliskannya di sini dengan perasaan yang bahagia. Setelah 4 tahun berlalu, ternyata tulisanku masih tertuju pada garis perpotongan itu walau porsinya sudah tidak besar lagi. Hidup ini sungguh aneh, aku sempat berpikir bahwa masa yang semesta berikan untukku dan dia berhenti di tahun 2021. Alas, 4 tahun sudah berlalu dan masa itu tak kunjung kadaluarsa. Apa yang sedang kau rencanakan, Semesta? 

Tidak banyak, ingatan tentangnya juga sudah hilang timbul, tidak stabil. Hari-hari di mana aku sangat merindukan kehadirannya sudah berkurang cukup drastis. Namun ini aneh, entah aku yang keras kepala atau dia yang memang tidak pernah bergerak maju, mengapa semesta masih mengijinkanku untuk berpapasan dengannya bahkan masih bersamanya sampai dengan saat ini? Kita mengerti bahwa ini tidak selamanya tapi sampai kapan? Aku mulai takut untuk membiarkan dia tetap tinggal karena semua sudah tidak sama lagi. 

Tahun-tahun sebelumnya mungkin aku masih melihat bayangannya ketika aku menutup mata, persis seperti 2020 silam ketika pertama kali menuliskan hal ttg dia. Tapi jujur, saat ini semua sangat berbeda. Aku tak lagi mengingatnya sesering itu. Aku tak lagi merindukannya sesering itu. Hanya sesekali. Itupun kalau aku sedang tidak memikirkan Kim Soohyun (laugh) 

Semesta, bisakah kau bawa aku untuk menemui pelabuhan terakhirku? Aku sangat yakin bukan dia pelabuhanku. Bahkan, saat ini aku sudah menjadi utuh dan aku sangat yakin dia bukanlah pelabuhan terakhirku. Kapan? Siapa kah pelabuhan itu? Apakah seseorang yang sering kali mencuri mimpiku? 
Semesta, cepatlah labuhkan aku pada sosok yang tepat. Aku rindu. 

Popular Posts