Dear mas...
Dear mas...
Aku memulai perjalanan 2025-ku dengan sebuah harapan; memulai yang baru. 2025-ku tidak mudah, tetapi juga tidak selalu susah. Tahun 2025 adalah tahun di mana aku banyak sekali menulis. Mungkin tidak di sini, tapi di tempat lain. Mas, aku ga pernah menduga bahwa pertemuanku denganmu adalah pertemuan yang tidak pernah aku harapkan tetapi menjadi pertemuan yang begitu menyenangkan. Di awal tahun 2025, aku sempat berkenalan dengan seseorang dari sebuah aplikasi dating app. Entah mengapa, pertemuan dengannya membuka banyak pintu baru yang sebelumnya tertutup. Aku yang sempat menyerah pada Tuhan, aku yang sempat menyerah pada hal - hal baik yang Tuhan berikan padaku dan aku yang sempat menyerah pada keadaan tiba-tiba diberikan begitu banyak hadiah dari Tuhan. Jujur saja, bahkan pertemuanku denganmu tidak pernah ada di rencana hidupku sebelumnya. Aku bahkan sudah menyerah dengan percintaan. Seperti banyak hal yang kutulis di sini, kisah cintaku sudah kandas di tahun-tahun sebelumnya ketika orang yang sempat sangat aku cintai meninggalkanku. Bukan karena dia tidak menyayangiku lagi, tetapi karena perbedaan yang kita miliki. Tapi mas, aku tidak pernah menyesal. Aku rasa, kamu adalah bagian dari rencana besar Tuhan untuk hidupku. Tahun 2025, aku memberanikan diri untuk resign dari pekerjaan lamaku dan melamar ke dua tempat yang luar biasa. Kamu tau? Kalau saja aku menerima tawaran pekerjaan di Bekasi waktu itu, aku mungkin tidak akan pernah bertemu denganmu. Tapi, pekerjaan yang sekarang aku jalani juga adalah bagian dari rencana hebat Tuhan untuk aku, sehingga Maret 2025, berita baik itu datang padaku. Aku diterima di tempat kerja yang dari dulu selalu aku impikan. Iya mas, aku selalu bermimpi untuk bisa bekerja di sekolah internasional. Sungguh, Allah baik sekali padaku yang pendosa ini, mas. Banyak perpisahan yang harus aku lalui di tahun 2025 ini, berpisah dengan rekan kerja yang membersamaiku selama 11 tahun, berpisah dengan anak-anak muridku, berpisah dengan lingkungan tempat tinggalku karena aku harus memulai kehidupan baruku di kota Bandung. yaaa walaupun Cimahi juga masih terbilang Bandung ya hahaha.
Lalu bulan Juli itu tiba. Aku bertemu denganmu pertama kalinya saat itu.
Tak pernah terbersit dipikiranku bahwa kamu akan jadi seseorang yang berharga di hidupku saat ini mas. Melihat namamu ada di grup membuatku banyak berpikir. "Wah, ternyata aku akan bekerja bersama dengan orang-orang hebat." Betul, orang hebat itu kamu, mas. Rasanya tidak mungkin untuk orang hebat sepertimu bisa melirik orang seperti aku ini. Tapi tiba-tiba undangan masuk ke dalam grup yang berisikan beberapa orang yang tinggal di residence datang darimu. Kok bisa? Aku banyak bertanya-tanya. Entah, banyak orang bilang kalau aku bisa saja mendekatimu saat itu mas, tapi yang kulakukan adalah mengacuhkannya. Dua minggu pertama di bulan Juli adalah masa transisi aku yang depresi ke aku yang sudah mulai mau membina hubungan dengan orang lain dan itu tidak mudah mas. Semakin lama, obrolan denganmu rasanya seperti bertemu dengan teman lama. Obrolan denganmu tidak pernah asing. Rasanya familiar. Aku sampai takut, mengapa kita sefamiliar ini sampai akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya tentang kedekatan kita.
Aku sangat bersyukur bahwa Allah membawamu kepadaku. Sosok yang tidak sempurna karena mungkin ketidaksempurnaanmu adalah alat untuk aku bisa menyempurnakannya. Sosok yang tegas tetapi juga baik hati. Sosok yang penyayang. Sosok yang sangat hangat sampai-sampai aku lupa bahwa aku masih dalam masa pemulihan dari sakit yang berkepanjangan. Kamu adalah sosok yang sangat luar biasa mas. Aku memang belum mengenalmu sedalam itu, aku juga mungkin banyak mentrigger hal-hal yang membuat kamu lelah dan pusing. Tapi percayalah mas, doa-doa baik selalu akan aku panjatkan untukmu. Seperti yang kamu selalu bilang, biar Allah yang atur semuanya, kita umatnya hanya tinggal menikmati prosesnya.
Mas,
tapi aku sering ketakutan. Mungkin karena kamu sangat berharga sehingga aku takut aku akan kembali kehilangan. Mas, aku sudah sering sekali kehilangan hati. Aku tidak sanggup lagi jika nantinya mas yang akan pergi...
Di penghujung tahun ini, aku hanya bisa berdoa dan berharap bahwa takdir Allah akan membawa kita untuk bersama-sama sampai nanti. Aku hanya bisa berdoa dan berharap, apapun yang terjadi, mas akan selalu sehat dan diberikan kekuatan untuk menjalani hari-hari mas. Aku juga hanya bisa berdoa dan berharap bahwa nanti, Allah akan takdirkan kita berdua untuk menjadi satu karena hanya itu impianku saat ini mas. Kamu yang sehat, kamu yang bahagia, kamu yang dihindarkan dari perasaan-perasaan sedih dan kecewa.
Mas, semoga rasa sayang ini tidak menjadi penghalang untuk apapun itu ya. Dan jika, pada akhirnya Allah tidak menakdirkan kita berdua untuk bersatu, terima kasih sudah menjadi bagian dari perjalanan hidupku yang tidak selalu mulus ini. Aku sayang kamu, mas R.
Happy New Year 2026.~